Jerman Siap Kirim Dua Kapal Perang ke Indo-Pasifik pada 2024
5 Juni 2023Berbicara dalam konferensi Shangri-La Dialoguedi Singapura, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan negara-negara perlu membela tatanan internasional berbasis aturan dan perlindungan jalur maritim utama. Oleh sebab itu, di tengah meningkatnya ketegangan antara Cina dan Taiwan atas Laut Cina Selatan yang disengketakan, Jerman akan mengirimkan dua kapal perang ke Indo-Pasifik pada tahun 2024.
Konferensi Shangri-La Dialogue diikuti oleh para menteri dan pejabat tinggi pertahanan dari 41 negara, termasuk Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta hari Senin ini (6/5).
Pertemuan itu diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) di Singapura mulai hari Jumat (02/06) hingga Minggu (04/06). Konferensi ini berfokus pada sejumlah masalah pertahanan dan keamanan.
"Untuk tujuan ini, pemerintah federal Jerman mengirim fregat (jenis kapal perang) ke Indo-Pasifik pada tahun 2021 dan akan kembali pada tahun 2024, mengerahkan aset maritim – kali ini fregat dan kapal pemasok – ke wilayah tersebut,” katanya, menurut naskah pidatonya yang didistribusikan oleh Kementerian Pertahanan di Berlin.
Pistorius menambahkan pengerahan itu tidak ditujukan kepada negara mana pun, sebuah pernyataan yang tampaknya ditujukan ke Cina.
"Sebaliknya, mereka berdedikasi untuk melindungi tatanan internasional berbasis aturan yang kita semua tanda tangani dan yang harus kita manfaatkan, baik itu di Mediterania, di Teluk Benggala, atau di Laut Cina Selatan. "
Kapal perang Jerman di Laut Cina Selatan
Pada tahun 2021, sebuah kapal perang Jerman berlayar ke Laut Cina Selatan untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun, sebuah langkah yang membuat Berlin bergabung dengan negara-negara Barat lainnya dalam memperluas kehadiran militernya di wilayah tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ambisi teritorial Beijing.
Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan sebagai miliknya, meskipun ada keputusan pengadilan internasional bahwa Beijing tidak memiliki dasar hukum untuk klaim tersebut.
Sekitar 40 persen perdagangan luar negeri Eropa mengalir melalui perairan yang disengketakan itu. Belakangan ini militer Amerika Serikat (AS) meningkatkan operasinya di kawasan Asia-Pasifik untuk melawan pengaruh Cina, di mana negara itu menggelar beberapa putaran latihan perang di sekitar Taiwan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada pertemuan puncak pertahanan di Singapura mengatakan kedua negara perlu memperbaharui dialog untuk menghindari "kesalahpahaman" yang dapat menimbulkan konflik. Namun, Beijing menolak undangan bertemu Austin di sela-sela pertemuan puncak itu.
AS dan Cina latihan militer gabungan di Indonesia
Terlepas dari keretakan antar dua negara, AS dan Cina mengirimkan kapal perang mereka ke Latihan Angkatan Laut Multilateral (MNEK) 2023 yang diselenggarakan Indonesia di perairan timur Sulawesi dari hari Senin (05/06) hingga Kamis (08/06).
Angkatan Laut AS mengirimkan kapal tempur pesisir untuk latihan tersebut, kata juru bicara Kedutaan AS di Jakarta kepada AFP, Minggu (04/06).
Latihan tersebut akan memungkinkan Amerika Serikat untuk "bergabung bersama dengan negara-negara yang berpikiran sama, sekutu kami, dan mitra kami untuk bekerja memecahkan tantangan bersama" seperti tanggap kemanusiaan dan bencana, kata juru bicara itu.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Cina mengatakan bahwa mereka mengirim kapal perusak dan fregat atas undangan Angkatan Laut Indonesia.
Australia dan Rusia juga diharapkan dapat mengirim kapal perang, menurut daftar militer Indonesia yang dilihat oleh AFP. Pejabat pemerintahan Indonesia mengatakan akan ada 17 kapal asing terlibat dalam latihan tersebut, yang akan berfokus pada operasi nonmiliter dengan sekutu utama.
"MNEK merupakan pelatihan nonperang yang mengutamakan kerja sama maritim di kawasan,” kata juru bicara TNI Angkatan Laut I Made Wira Hady dalam keterangannya.
ha/hp (Reuters, AFP)