Jerman Desak Perundingan Israel-Palestina
26 Februari 2014Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem hari Selasa (25/02), Merkel mengatakan ia memandang situasi perundingan Timur Tengah dengan "kekhawatiran besar".
Ia berharap, politik pemukiman Israel tidak menjadi hambatan dalam solusi dua negara, kata Merkel.
Netanyahu menjawab, ia "siap membuat perjanjian, yang bisa mengakhiri konflik secara tuntas". Namun ia menuntut agar Palestina mengakui eksistensi Israel.
Mengenai seruan melakukan boikot terhadap Israel, Merkel mengatakan hal itu bukan sebuah opsi bagi Jerman. "Boikot bukan jawaban untuk mendorong proses perdamaian Timur Tengah," kata Kanselir Jerman itu dan menambahkan, kemajuan hanya bisa dicapai melalui perundingan.
Merkel selanjutnya mengatakan, prasyarat perjanjian perdamaian antara Israel dan Palestina adalah saling mengakui kedaulatan pihak lain. Ia kembali menekankan keprihatinan Jerman dengan politik pemukiman yang dijalankan pemerintah Israel.
Perundingan antara Israel-Palestina kembali dilaksanakan sejak tahun lalu atas prakarsa menteri luar negeri AS, John Kerry, yang berulangkali berkunjung ke Timur Tengah.
Tingkatkan hubungan diplomatik
Kanselir Merkel berada di Yerusalem dalam rangka konsultasi pemerintahan Jerman-Israel. Ia disertai oleh belasan anggota kabinet. Ini adalah delegasi terbesar Jerman yang pernah berkunjung ke Israel.
Kedua pihak sepakat memperluas kerjasama bilateral dalam berbagai bidang. Jerman dan Israel terutama akan meningkatkan kerjasama dalam bidang riset dan pendidikan.
Dalam bidang diplomatik, Jerman sepakat akan mewakili kepentingan Israel melalui kedutaan besarnya, di negara-negara yang tidak punya kedutaan Israel.
Artinya, warga Israel yang mengalami kesulitan di negara yang tidak punya kedutaan Israel, bisa menghubungi kedutaan Jerman untuk meminta bantuan. Warga Israel juga tidak perlu visa khusus untuk berkunjung dan bekerja di Jerman.
Kanselir Merkel mengatakan, sebagai negara yang punya sejarah gelap dalam Perang Dunia II, kerjasama diplomatik ini merupakan "bukti kepercayaan besar".
Pada akhir konsultasi Jerman-Israel, Presiden Shimon Peres menganugerahkan bintang jasa tertinggi kepada Kanselir Merkel atas jasa-jasanya meningkatkan hubungan kedua negara.
hp/ab (afp, dpa, rtr)