Menengok Lagi Jejak Peninggalan Kolonialisme Belanda di Bandung
Mulai dari bangunan bergaya arsitektur Neo Gothic hingga Art Deco. Gedung-gedung peninggalan masa kolonial di Bandung tidak habis menyajikan cerita dan daya tarik.
Gold, Glory, Gospel
Bangsa-bangsa dari Benua Eropa secara besar-besaran menjelajah samudera sejak abad ke-15 Masehi dengan membawa tiga misa utama ke wilayah yang mereka singgahi, termasuk Indonesia. Cikal-bakal kolonialisme dan imperialisme ini mengejar kekayaan, kekuasaan, dan membawa misi misionaris. Dalam gambar: Gereja Bethel, Bandung, yang didirikan pada abad ke-17.
Arsitektur Neo Gothic
Dirancang oleh arsitek asal Belanda C.P. Wolff Schoemaker dan dibangun oleh M. Kunst asal Belanda, Gereja Katedral Santo Petrus dibangun pada tahun 1921. Gereja ini diresmikan dan diberkati oleh Uskup E.S. Luypen pada 19 Februari 1922. C.P. Wolff Schoemaker juga adalah sosok di balik berdirinya Gereja Bethel yang didirikan sekitar tahun 1885-an.
Arsitektur Art Deco
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Gedung Merdeka punya fasilitas hiburan yang memanjakan meneer-meneer dari negeri tulip. Misalnya, ruangan dansa, ruang makan yang luas, ruang bermain sepatu roda, biliar, bowling, dan perpustakaan dengan ruang baca. Saat itu, jangan harap orang lokal bisa menikmati fasilitas gedung yang dulunya bernama Sociteit Concordia!
Concordia Bioscoop
Setelah puas berbelanja di kawasan elite Braga, biasanya para tuan dan nyonya Belanda lanjut nonton film di bioskop ini. Sekarang, gedung ini bernama bioskop De Majestic. Lagi-lagi C.P. Wolff Schoemaker menjadi sosok yang membidani bioskop ini. Pembangunannya dikerjakan oleh Technisch Bureau Sunda pada tahun 1920-an.
Bekas Rumah Andries de Wilde
Balai Kota Bandung ini dulunya adalah rumah milik Asisten Residen Priangan, Andreas de Wilde. Rumah ini dijadikan kantor dinas oleh pemerintahan kolonial Belanda sejak 1 April 1906, setelah Gubernur Jenderal J.N. van Heutz menetapkan Bandung sebagai kota madya.
Bank tabungan, asuransi, dan hipotek
Bangunan yang menjadi gedung Bank Jawa Barat (BJB) ini dibangun tahun 1935 dan dulunya bernama Bank DENIS. Bank DENIS menjadi bank simpan-pinjam dan hipotek pertama di Hindia Belanda. Bangunan karya Albert Frederik Aalbers ini kemudian digunakan sebagai kantor BJB sejak 20 Mei 1961. Menurut komunitas Aleut, dulu bagian bawah gedung ini disewakan untuk kafe, rumah makan dan toserba.
De Javasche Bank
Gedung Bank Indonesia di Bandung ini memiliki peran penting bagi aksi kolonialisme Belanda di Afrika Selatan. De Javasche Bank (DJB) di Kota Bandung ini didirikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915 sampai 1918 adalah DJB ke-15 yang dibangun untuk membiayai meluasnya dampak Perang Boer (1889-1902) di Afrika Selatan.
Masjid Raya Bandung
Walau bukan warisan peninggalan pemerintah Hindia Belanda, masjid ini merupakan salah satu bangunan tertua di Bandung. Masjid ini didirikan tahun 1812 dan awalnya hanya terbuat dari kayu dan bambu. Tahun 1850, Raden Adipati Aria Wiranatakusumah IV melakukan renovasi besar-besaran untuk memperkokoh bangunan tersebut. (ae)