1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Izin Edar ''Kalung Anticorona'' Milik Kementan Sebatas Jamu

6 Juli 2020

Produk eucalyptus bertuliskan 'antivirus corona' yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian RI menuai kontroversi. Guru Besar UGM sampaikan kalung itu belum bisa disebut sebagai antivirus.

https://p.dw.com/p/3eq6l
Indonesien | Coronavirus | "antivirus necklace"
Foto: DetikHealth/A. Reyhan

Kementerian Pertanian (Kementan) merilis produk kalung Eucalyptus bertuliskan ''antivirus corona''. Menanggapi hal itu, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, DEA, Apt menyampaikan kalung itu belum bisa disebut sebagai antivirus.

"Kalau (eucalyptus) disebut sebagai obat anti virus COVID-19 belum bisa. Apalagi kalau digunakan per oral untuk obat tidak direkomendasikan karena jika dosis penggunaan tidak tepat akan berbahaya," ujar Pramono, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (06/07).

Menurutnya, masih diperlukan pembuktian dengan proses yang panjang hingga pengujian klinis atau pada manusia dan mengantongi izin dari BPOM.

Pramono menjelaskan eucalyptus mengandung sejumlah zat aktif yang bermanfaat bagi tubuh. Dalam eucalyptus, lanjutnya, mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat senyawa 1,8 sineol yang bersifat antibakteri, antivirus, dan ekspketoran untuk mengencerkan dahak.

"Virus corona Sars-CoV-2 ini kan baru, dalam uji Kementan kemarin menggunakan virus itu atau bukan? Misalpun sudah, kembali lagi kalau uji baru di tahap invitro, baru sebatas itu," jelasnya.

Dengan penggunaan kalung eucalyptus ini, dikatakan Pramono, baru bisa membunuh virus yang berada di luar tubuh. Tidak dengan virus corona yang sudah berada di dalam tubuh.

"Zat aktif eucalyptus yang terhirup relatif kecil. Walaupun bisa mematikan virus, tapi tidak signifikan," papar tenaga ahli BPOM ini.

'Potensi untuk membunuh virus corona'

Kalung berisi Eucalyptus (kayu putih) ini memang bertuliskan 'Antivirus Corona, Eucalyptus'. Namun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) Fadjry Djufry menegaskan produk eucalyptus yang dikembangkan pihaknya tidak pernah diklaim sebagai antivirus corona. Pasalnya, produk eucalyptus yang dikemas dan dilabeli sebagai 'antivirus' corona ini belum pernah diuji pada sampel asli SARS-CoV-2.

"Saya tidak mengklaim COVID-19 karena kita tidak menguji pada COVID-19, kita hanya menguji kepada corona model. Karena kita punya alpha Corona, beta Corona, gamma Corona, delta Corona. Tapi COVID-19 atau SARS COVID-19 ini adalah bagian dari beta Corona," kata Fadjry dalam konferensi pers virutal, Senin (06/07).

Fadjry mengatakan, melalui penelitian Balitbangtan yang dilakukan sejak Maret 2020 lalu, produk ini dinyatakan hanya sebatas berpotensi 'membunuh' COVID-19.

"Makanya itu klaim produk kita ini memang sebatas apa yang menjadi izin dari BPOM. Tapi ini secara lab potensi untuk 'membunuh' virus Corona, termasuk H5N1 dan influenza," papar Fadjry.

Izin edar sebatas jamu

Fadjry Djufry mengungkapkan, ternyata izin paten yang diperoleh dari BPOM hanyalah sebagai produk jamu.

"Izin dari BPOM memang tidak menyebut antivirus, sama di roll on eucalyptus ini tidak ada menyebut, karena memang harus melalui tahapan. Izin edar ini kan jamu," kata Fadjry dalam konferensi pers virtual, Senin (06/07).

Sebelumnya diberitakan, kalung ini awalnya diperkenalkan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo. Produk yang diklaim sebagai 'antivirus' Corona ini akan diproduksi Kementerian Pertanian.

"Ini antivirus hasil Balitbangtan, eucalyptus, pohon kayu putih. Dari 700 jenis, 1 yang bisa mematikan Corona hasil lab kita. Dan hasil lab ini untuk antivirus. Dan kita yakin. Bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo usai menemui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (3/7).

Kontroversi semacam ini juga pernah terjadi di era Presiden ke-6 SBY terkait penemuan bahan bakar alternatif bersumber dari air yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. (Ed: pkp/rap)

 

Baca selengkapnya:detiknews

Kata Guru Besar UGM Soal Heboh Kalung Antivirus Corona: Belum Terbukti

Eucalyptus Bukan Antivirus, Kementan: Punya Potensi 'Bunuh' Corona