Inggris dan Jerman Peringatkan Warganya di Libya
25 Januari 2013Pemerintah Libya tidak melihat adanya bahaya. Laporan-laporan mengenai ancaman terhadap warga Barat tidak tepat dengan kondisi sebenarnya, kata wakil kementrian dalam negeri Libya kepada kantor berita Lana. Ia menjamin bahwa situasi di Benghazi stabil.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle sebaliknya menyebutkan situasi yang serius dan genting. Selanjutnya dalam kesempatan kunjungannya di Lisabon Westerwelle menambahkan, "peringatan itu dikeluarkan berdasarkan berbagai petunjuk.“ Namun tidak menyebutkannya secara konkrit. Sementara Kementerian Luar Negeri Jerman Kamis (24/1) di situs internetnya mengeluarkan peringatan kunjungan untuk seluruh Libya. Dalam sebuah serangan terhadap Konsulat AS di Benghazi 11 September lalu, Duta Besar AS dan tiga diplomat tewas. Juga sebelumnya Inggris sudah memperingatkan kunjungan ke Benghazi atau kawasan-kawasan pantai.
Sejumlah Rangkaian Serangan
Minggu sekitar dua pekan lalu Konsul Italia Guido De Sanctis selamat dari sebuah serangan. Pelaku tidak dikenal menembaki mobil De Sanctis di sebuah perempatan. Untung mobil itu anti peluru sehingga De Sanctis tidak terluka.
Satu pekan lalu dalam drama penyanderaan di Aljazair sekitar 70 orang tewas. Serangan pejuang ekstremis Islam terhadap sebuah pertambangan gas di padang gurun Aljazair merupakan reaksi terhadap intervensi Perancis di negara Afrika Barat Mali.
Sejak itu seluruh kawasan tersebut berada dalam keadaan siaga. Untuk Libya kementerian luar negeri Jerman sudah mengeluarkan keterangan terbaru peringatan kunjungan. "Situasi di seluruh negara tetap tidak dapat diperhitungkan. Terjadi bentrokan bersenjata secara terpisah dan mungkin terjadi sewaktu-waktu.“ Demikian disampaikan dalam keterangan tersebut. Namun peringatan konkrit saat ini mengenai adanya ancaman dengan permintaan mendesak untuk meninggalkan kawasan itu, amat tidak lazim. Kementrian Luar Negeri Inggris juga memperingatkan kunjungan ke kota-kota lainnya di kawasan pantai Libya, misalnya Misrata. Maskapai penerbangan Air Malta setelah peringatan Inggris, menganulir sebuah penerbangan ke Benghazi.
Peringatan Bahaya Ditanggapi Serius
Menteri Ekonomi Jerman Philipp Rösler Rabu (23/1) mengumumkan membatalkan lawatan ke Aljazair dan Libya sehubungan meruncingnya situasi keamanan di utara Afrika. Wakil Kanselir Jerman itu sebetulnya tanggal 5 – 7 Februari dijadwalkan bertemu dengan wakil-wakil perusahaan Jerman di kedua negara tersebut, terutama untuk memajukan proyek-proyek energi dan infrastruktur. Dimana juga diagendakan pertemuan dengan wakil-wakil pemerintahan di Aljir dan Tripoli.
Setelah Inggris dan Jerman, negara-negara seperti Belanda, Australia dan Swiss juga menyerukan warganya untuk meninggalkan kota Benghazi di timur Libya.
Pemerintah Australia Jumat (25/1) memperingatkan ancaman "konkrit dan langsung“ lewat serangan-serangan terhadap sasaran barat di Libya, sebagai balasan atas intervensi Perancis di Mali. Pemerintah Belanda memperingatkan warganya agar tidak berkunjung ke Benghazi. Juga pemerintah Swiss meminta warganya untuk meninggalkan Benghazi.