1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Indonesia Diminta Lakukan Rapid Test Corona Sebanyak Mungkin

18 Maret 2020

Ikatan Dokter Indonesia mendorong pemerintah untuk memperbanyak tes virus corona seperti di Korea Selatan. Tujuannya agar Indonesia berhasil menangani wabah virus corona tanpa melakukan karantina wilayah atau lockdown.

https://p.dw.com/p/3ZcCZ
Tes virus corona di Korea Selatan
Pengendara bisa melakukan tes virus corona di Korea SelatanFoto: Imago Images/Xinhua/Wang Jingqiang

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohammad Adib Khumaidi, mendorong pemerintah melakukan tes virus corona secara besar-besaran bagi semua warga. Adib mencontohkan Korea Selatan yang telah mampu melakukan rapid screening untuk mencegah proses penularan virus corona COVID-19.

"Korea Selatan kenapa berhasil dan tidak melakukan lockdown karena di awal sudah dilakukan rapid screening," kata Adib kepada wartawan, Rabu (18/03).

Adib mengatakan peta sebaran penularan virus corona saat ini sudah diumumkan oleh beberapa provinsi di Indonesia. Dia berharap data itu lebih dijabarkan lagi ke tingkat kota dan kabupaten.

Adib lantas mengingatkan pemerintah terus mendata kapasitas rumah sakit di setiap daerah jika terjadi lonjakan kasus. Jangan sampai, kata Adib, perawatan dilakukan tak maksimal karena rumah sakit tak siap menampung pasien positif corona.

"Cuma ada special treatment ini yang harus dipahami juga, special treatment untuk coronavirus karena memang kita membutuhkan isolasi, ruangan yang artinya dia tidak bisa kemudian dirawat di ruangan yang bisa berkumpul dengan pasien-pasien lain. Jadi dia memang harus ada ruangan isolasi khusus, dan jika memang itu perlu, perlu ada standar yang berbeda dibandingkan perawatan-perawatan kasus outbreak yang lain," ujar dia.

Pemerintah akan perluas kriteria pemeriksaan corona

Sementara itu, pemerintah mengatakan akan memperluas kriteria pemeriksaan COVID-19 guna mencegah penularan virus semakin luas. Masyarakat nantinya bisa menilai dirinya memiliki risiko terjangkit virus corona atau tidak.

"Pemerintah sudah membahas itu kemarin, jadi pada prinsipnya memang untuk orang-orang yang berasal dari luar negeri tentunya juga harus berusaha untuk diawasi sehingga potensi kontak-kontaknya bisa terjaga kemudian masyarakat tentunya bisa melakukan pengetesan, kami akan berusaha keras sehingga bisa menilai dirinya mempunyai risiko atau tidak, ini khusus masyarakat yang sehat," kata Tim Pakar Gugas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Rabu (18/03).

Sistem pemetaan daerah berisiko penularan

Selain itu, Wiku juga mengatakan saat ini pemerintah sedang mengembangkan sistem untuk mendeteksi penyebaran virus corona di beberapa daerah. Alat itu nantinya bisa memetakan daerah yang berisiko menyebarkan virus corona.

Nantinya alat yang dibuat dari sistem IT tersebut bisa mendeteksi contact tracing pasien positif corona, tanpa menanyakan riwayat kontak pasien.

Alat itu juga nantinya terhubung dengan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah untuk tangani COVID-19. Wiku berharap alat ini bisa membatasi penyebaran corona.

"Jadi kami menerapkan teknologi IT. Sehingga kita juga bisa dapatkan itu, dan nanti berhubungan dengan fasilitas kesehatan, baik tempat puskesmas dan RS. Sehingga kita semuanya bisa memastikan proses penyebarannya untuk dibatasi," katanya. (Ed: pkp/rap)

Baca selengkapnya di: detiknews

IDI Dorong Tes Corona Diperbanyak, Contohkan Rapid Screening di Korsel

Cegah Penularan, Pemerintah Akan Perluas Kriteria Pemeriksaan Corona

Cegah Corona, Pemerintah Buat Sistem Pemetaan Daerah Berisiko Penularan