Imran Khan Pimpin Hasil Penghitungan Sementara di Pakistan
26 Juli 2018Kelambatan dalam penghitungan suara mengundang kritik dan protes, terutama dari partai pemerintah Liga Muslim-Nawaz (PML-N). Partai itu bahkan sudah menyatakan menolak hasilnya sebelum penghitungan selesai. Bintang kriket Imran Khan sementara memimpin.
Para pemilih di Pakistan masih harus menunggu hasil resmi pemilu, karena penghitungan belum selesai sampai Kamis pagi (26/7). Namun hasil penghitungan tidak resmi mennjukkan bekas bintang kriket Imran Khan memimpin untuk sementara.
Partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang memerintah menuduh adanya kecurangan penghitungan dan menyatakan mereka menolak hasil pemilu. Padahal penghitungan suara masih berlangsung. Panitia pemilu menyatakan ada kesulitan teknis pada sistem pelaporan elektronik, sehingga penghitungan harus dilakukan dengan tangan.
Jumlah suara kontroversial
Hasil penghitungan awal tidak resmi Partai Tehreek-e-Insaf (PTI, Gerakan Keadilan) pimpinan Imran Khan untuk sementara memimpin perolehan suara dengan perkiraan merebut 131 kursi. Sementara Liga Muslim Pakistan-Nawaz PML-N, yang saat ini dipimpin oleh Shahbaz Sharif, saudara laki-lakimantan Perdana Menteri Nawaz Sharif yang dipenjarakan, berada di posisi kedua dengan perkiraan merebut 64 kursi dan PPP pimpinan putra bekas PM Pakistan yang terbunuh Benazir Bhutto diperkirakan merebut 42 kursi.
Para pendukung PTI turun ke jalan, merayakan hasil awal pada Rabu malam. Imran Khan direncanakan muncul ke publik sore ini dan mendeklarasikan kemenangan. Tapi PML-N menolak hasil tersebut dan mengatakan, mereka telah dicurangi.
Komisi Pemilihan Pakistan menolak tuduhan ada "konspirasi" dalam penghitungan suara. Hasil resmi diharapkan baru akan diumumkan hari Kamis malam, meskipun para pejabat tidak menyebutkan waktu yang rinci.
Tuduhan intervensi militer
Pemilihan nasional di Pakistan dibayangi tuduhan adanya intervensi kubu militer Pakistan yang memanipulasi pemilihan. Militer Pakistan yang sangat berpengaruh dituduh mendukung Imran Khan dan PTI. Juru bicara militer Jenderal Asif Ghafoor menolak tuduhan itu dan menyebutnya "propaganda jahat".
Pelaksanaan pemungutan suara haru Rabu (25/6) sempat diguncang aksi kekerasandari kelompok militan serta serangan pada hari pemilihan. Seorang pembom bunuh diri menargetkan tempat pemungutan suara di kota Quetta di barat daya, menewaskan 31 orang. Militer mengerahkan sekitar 350.000 pasukan untuk mengamankan sekitar 85.000 tempat pemungutan suara di negara itu.
Lebih dari 11.000 orang mencalonkan diri untuk 272 kursi di Majelis Nasional Pakistan dan 577 kursi di empat majelis provinsi. Pemenang pemilu akan menghadapi beberapa tantangan, termasuk ekonomi yang remuk dan kekerasan dari kelompok ekstrem.
hp/yf (afp, rtr, dpa)