Helikopter Ukraina Ditembak Jatuh
25 Juni 2014Gencatan senjata di Ukraina terancam gagal, setelah kelompok separatis pro Rusia menembak jatuh helikopter militer Ukraina hari Selasa (24/09). Sembilan penumpang helikopter jenis Mi-8 itu tewas.
Sebenarnya para pemimpin separatis, atas desakan Rusia, sudah menyetujui gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Ukraina Petro Poroshenko. Namun kelihatannya tidak semua kelompok bersenjata mengikuti kesepakatan itu.
Poroshenko mengatakan, ia akan membicarakan insiden itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel lewat telepon. Sebelumnya Poroshenko sempat mengancam akan membatalkan gencatan senjata, karena terus menerus dilanggar pemberontak.
"Kepala negara tidak menutup kemungkinan untuk membatalkan gencatan senjata setelah terjadi pelanggaran beruntun yang dilakukan oleh pemberontak yang dikendalikan dari luar negeri", demikian disebutkan dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan di Kiev.
Upaya diplomasi
Para menteri luar negeri NATO melakukan pertemuan hari Rabu di Brussel untuk membahas berbagai perkembangan, terutama situasi di Irak dan Ukraina. Pertemuan itu akan dihadiri antara lain oleh Menlu AS John Kerry. "Kami akan sangat fokus membahas situasi di Ukraina", kata seorang pejabat AS di Brussel.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan mendukung gencatan senjata di Ukraina. Ia juga meminta parlemen Rusia untuk mencabut mandat yang diberikan kepadanya untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina jika perlu. Barat menyambut langkah Putin itu sebagai tindakan konkrit untuk deeskalasi.
Dalam kunjungan ke Wina, Austria, Putin mengatakan hari Selasa, ia "tetap akan melindungi etnis Rusia di Ukraina". Namun ia berharap untuk itu "tidak perlu mengerahkan militer".
Slavyansk kota tertutup
Jurubicara militer Ukraina Vladyslav Seleznyov menerangkan, helikopter militeritu ditembak jatuh dengan roket oleh pemberontak di dekat kota Slavyansk. Sembilan penumpangnya tewas. Selain itu, dua serdadu Ukraina tewas dalam insiden lain.
Ukraina dan Barat menuduh Rusia memberi bantuan persenjataan kepada kelompok separatis. Kelompok separatis juga didukung oleh relawan yang masuk dari perbatasan Rusia. Namun Rusia menolak tuduhan itu.
Kota Slavyansk yang berpenduduk sekitar 120.000 orang itu menjadi pusat utama gerakan separatis. Kota itu dikepung pasukan Ukraina sejak 8 Juni yang terlibat pertempuran sengit dengan pemberontak.
hp/ab (afp,dpa)