Gembong Teroris Poso Santoso Dikonfirmasi Tewas
19 Juli 2016Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan, membenarkan bahwa Santoso, gembong teroris Poso yang sejak lama diburu, tewas dalam operasi keamanan Tinombala.
Hal itu disampaikan Menko Polhukam kepada wartawan di kantornya di Jakarta, Selasa (19/07). Santoso tewas bersama anggota militan lainnya yang dikenal sebagai Mukhtar dalam tembak-menembak dengan tim operasi Tinombala hari Senin.
Menteri Luhut mengatakan, setelah dilakukan identifikasi oleh TNI dan Polri, tim memastikan bahwa dua jenazah yang tertembak mati tersebut adalah Santoso dan Mukhtar.
"Ya, sudah konfirm. Itu Santoso. Satunya, kita pikir itu Basri, ternyata si Mukhtar. Kita terus lakukan pengejaran untuk menyergap yang lainnya," ujar Luhut. Dia menambahkan, hingga saat ini masih tersisa 19 orang lagi dari kelompok Santoso, yang sekarang dipimpin oleh Basri.
Abu Wardah alias Santoso disebut-sebut sebagai pimpinan sel teror Poso. Dia memimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur. Tahun 2014, kelompok itu mendeklarasikan kesetiaan pada ISIS. Santoso sudah diburu selama lima tahun oleh aparat keamanan, namun selalu berhasil lolos dari kejaran.
Sekitar 2.500 personel keamanan, termasuk pasukan elit tentara, meningkatkan operasi pengejaran sejak awal tahun ini di Poso untuk menangkap Santoso dan kelompoknya.
Santoso dituduh medirikan dan melaksanakan kamp pelatihan senjata di Poso untuk kelompok militan radikal di Poso. Dia juga dikaitkan dengan berbagai aksi dan serangan mematikan terhadap polisi dan gereja.
Dalam beberapa tahun terkahir, puluhan tersangka militan tewas dalam kejaran polisi. Lebih dari 100 orang ditahan. Santoso, yang sejak dulu bersumpah akan membalas aksi-aksi kepolisian dan detasemen antiteror Densus 88, juga dituduh membunuh sedikitnya enam anggota aparat keamanan.
Mayat Santoso dan Mochtar yang tewas dalam kontak senjata hari Senin (18/07) diidentifikasi di rumah sakit kepolisian di Palu. Tiga orang melarikan diri dalam penyergapan yang dilakukan tim operasi Tinambola, termasuk dua wanita.
Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan, Santoso sudah diidentifikasi oleh anggota kelompoknya yang tertangkap dan orang-orang lain yang mengenalnya.
hp/rn (ap, republika, merdeka.com)