G7 Cari Jalan Keluar dari Krisis Keuangan di Washington
10 Oktober 2008Sehubungan dengan panik yang terjadi akibat anjloknya indeks saham di bursa-bursa di seantero dunia saat ini, kelompok G7 mendapat tekanan masif untuk melakukan upaya pencegahan ambruknya sistem perbankan dengan segala sarana yang ada.
Menjelang pertemuannya hari Jumat di Washington, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral kelompok G7 mendesak agar mengeluarkan keputusan cepat yang terkoordnasi pada akhir pekan ini. G7 terdiri dari Jerman, Prancis, Italia, Inggris, AS, Kanada dan Jepang.
Menurut seorang politisi senior dari pemerintahan koalisi di Berlin, pemerintah Jerman sudah merampungkan sebuah paket penyelamatan bagi sektor perbankan yang mirip dengan paket yang dikeluarkan pemerintah Inggris. Artinya adanya kemungkinan untuk menasionalisasikan bank.
Dalam jumpa pers sebelum keberangkatannya ke Washington, Menteri keuangan Jerman Peer Steinbrück mengutarakan bahwa dia tidak menepis kemungkinan untuk melakukan segalanya. Karena dia melihat ancaman yang disebutnya sebagai "krisis sistem". Ujarnya itu diartikan bahwa mungkin saja sektor perbankan akan ambruk. Untuk mencegahnya, Menkeu Jerman bersedia, menggunakan sarana terakhir, yakni intervensi negara dalam bisnis perbankan. Demikian Steinbrück. Namun, saat ini prioritas utama adalah perembukan G7 di Washington. Selanjutnya Steinbrück mengutarakan:
"Saya pikir, kami harus melakukan perdebatan yang diarahkan pada kebutuhan akan peraturan global lalu lintas bagi pasar keuangan. Pertanyaan akan otomatis muncul, lembaga mana yang paling cocok untuk melakukan pengawasan dan analisa, supaya kita menemukan kerangka pengaturan yang disepakati. Kerangka ini juga akan diawasi dan mampu untuk mengintervensi, mirip dengan pakta stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Maastricht. Mungkin Dana Moneter Internasional merupakan lembaga yang tepat untuk itu, karena sudah ada dan tidak harus dibentuk dulu."
Di Dresden, Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan agar melakukan kerja sama internasional dalam menangani krisis keuangan dan menegaskan pentingnya aturan internasional supaya krisis saat ini tak terulang lagi. Angela Merkel:
"Kita pada hari-hari ini lebih merasakan dari sebelumnya bahwa tidaklah cukup untuk memiliki peraturan terbatas di negerinya sendiri. Sebaliknya, kita perlu peraturan tidak hanya untuk Eropa, melainkan peraturan internasional menyangkut sikap yang diterapkan jika keterkaitan global terjadi."
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat George W. Bush yang hari Sabtu (11/10) bertemu dengan para menteri keuangan G7 di Washington, menyerukan warga Amerika untuk tetap tenang di tengah-tengah krisis keuangan yang diawali di negara paman Sam itu dan menegaskan akan menangani krisis keuangan sekuat tenaga dan agresif:
"Ini yang perlu diketahui warga Amerika: bahwa pemerintah AS melakukan tindakan. Kita akan terus bertindak untuk menyelesaikan krisis ini dan menstabilkan pasar kita. Kita negeri yang makmur dengan sumber daya alam yang melimpah serta memiliki sarana yang luas. Kita gunakan sarana itu dengan agresif."
Sementara itu, menurut kantor kepresiden Prancis, Uni Eropa akan melakukan pertemuan puncak di Paris hari Minggu (12/10) guna merembukkan kebijakan bersama antarnegara anggota UE dengan Bank Sentral Eropa. Selain itu, PM Italia Silvio Berlusconi menyebut kemungkinan pertemuan puncak G8 pekan depan. G8 terdiri dari negara G7 plus Rusia.
Situasi gawat pada pasar keuangan tercermin pada anjloknya indeks saham di bursa-bursa internasional. Keadaan itu terutama dipicu oleh ketakutan para penanam modal akan ambruknya sistem keuangan global. Indeks saham gabungan Jerman, DAX turun lebih dari tujuh persen.