G20: KTT Penuh Paradoks
3 Juli 2017Kanselir Jerman Angela Merkel, setelah berkuasa selama 12 tahun, sudah mengumpulkan banyak pengalaman dalam berbagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), termasuk KTT G20. Tahun 2007 dia menjadi tuan rumah KTT G8 di Heiligendamm, 2015 tuan rumah KTT G7 di Elmau, negara bagian Bayern. Sekarang, Hamburg menjadi lokasi pertemuan raksasa KTT G20. Jumlah delegasi yang sudah mendaftar jauh lebih besar dari KTT sebelumnya.
Tapi KTT di Hamburg tidak hanya luar biasa dari jumlah pesertanya. Tantangan terbesar yang akan dihadapi Merkel kali ini adalah sengketa dan perbedaan pandangan yang begitu besar dalam isu-isu sentral. "KTT G20 tahun ini dilaksanakan di tengah beragam tantangan yang sangat serius", kata Merkel. "Untuk menyebut hanya beberapa yang terbesar: terorisme, perubahan iklim, proteksionisme – dan semua isu ini akan dibahas. Dunia berada dalam kegundahan dan makin terpecah belah."
Tiga orang penting
Sengketa besar di KTT G20 ini diwakili terutama oleh tiga nama: Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin dan PM Turki Recep Tayyip Erdogan. Ketiganya akan hadir di Hamburg, dan ketiganya ingin menggunakan KTT di Hamburg sebagai panggung besar untuk kepentingan sendiri.
Erdogan malah ingin menggunakan kedatangannya di Jerman untuk berpidato di Hamburg di hadapan warga Turki. Pemerintah Jerman sampai kini melarang agenda itu. Harus ditunggu, apakah Erdogan akan tunduk pada larangan itu.
Presiden Trump ingin menggunakan ajang KTT G20 untuk melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Putin. Inilah pertemuan pertama kedua pempimpin itu, sejak Trump menjadi presiden. Banyak tema yang bisa dibahas: perang di Suriah, sanksi AS terhadap Rusia sampai soal pengusutan keterlibatan Rusia dalam pemilu presiden lalu di AS.
Sengketa perubahan iklim
Trump juga punya pandangan berbeda tentang perubahan iklim dari kebanyakan anggota G20. Dia sendiri mengatakan tidak akan mundur satu milimeter pun dari keputusannya keluar dari Perjanjian Iklim Paris. Trump menyebut telah mengambil keputusan untuk"melindungi lapangan kerja di Amerika Serikat. Melindungi perusahaan dan para pekerja" kata Trump dan menambahkan, dia "bangga dengan itu".
"Di Hamburg kita tidak berharap pembicaraan akan berlangsung mudah", kata Angela Merkel. "Perbedaan pandangan sudah sangat terbuka, dan sangatlah tidak jujur kalau kita mau menutup-nutupinya. Saya tidak akan melakukan itu." Di lain pihak, Merkel tidak ingin mengisolasi Trump. "Kami akan mengupayakan untuk menyuarakan posisi kami: Kami berpegang pada Paris. Tapi kami juga akan berupaya untuk menemukan solusi bersama."
Tema terpenting: ekonomi
Tantangan terbesarnya adalah, bagaimana menemukan jalan untuk mendukung Perjanjian Iklim Paris tanpa mengisolasi pihak lain yang tidak menyetujuinya. Dalam beberapa isu lain, situasinya lebih mudah, misalnya dalam isu perang melawan terorisme, politik kesehatan, pemberdayaan perempuan atau isu pengungsi. Merkel mengatakan, dia sendiri "sangat optimis".
Karena G20 awalnya adalah ajang untuk membahas situasi perekonomian dunia, kali ini pun di Hamburg tema kerjasama internasional dan politik keuangan global tetap akan menjadi sorotan utama. Isu perdagangan bebas juga akan menjadi tema besar.
"Saya yakin, bahwa proteksionisme tidak bisa menjadi solusi", kata Angela Merkel. "Itu malah akan merugikan semua. Karena itu, kita membutuhkan pasar terbuka, karena itu salah satu target saya adalah, bahwa dari ajang KTT G20 ini muncul satu sinyal jelas untuk pasar bebas dan penolakan isolasi, juga pernyataan tegas untuk sistem perdagangan multilateral."
Hamburg jadi sorotan dunia
Sebagai tuan rumah KTT G20, Jerman akan mengangkat tema kerjasama dengan Afrika. Melalui prakarsa "Compact with Afrika", para investor swasta dan publik akan diajak untuk menginvestasikan dana di benua itu, di luar dari program-program bantuan pembangunan yang sudah ada. Juga akan dibahas Agenda 2030 yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembangunan berkelanjutan. "Kami dan mitra-mitra kami di G20 ingin menjadikan forum ini sebagai pendobrak garis depan dalam penerapan agenda ini, dan saya ingin mitra-mitra G20 kami mewajibkan diri untuk secepatnya melaporkan strategi nasional tentang penerapannya", kata Kanselir Jerman.
Sekitar 4800 jurnalis dari 65 negara mendaftarkan diri untuk datang dan memberitakan dari arena KTT G20 di Hamburg. Media dan publik di berbagai bagian dunia akan memberitakan, apa saja yang berhasil dicapai selama KTT dua hari di Hamburg. "Bagi saya sendiri, tujuan yang ingin saya capai dalam KTT G20 ini adalah, agar dari sini muncul sinyal ketegasan, sehingga para kepala negara dan pemerintahan G20 dapat menunjukkan, bahwa mereka memahami tanggung jawab besar yang diembannya terhadap perkembangan dunia, dan bahwa mereka siap mengambil alih tanggung jawab itu", kata Kanselir Angela Merkel. Hanya dengan langkah bersama, orang bisa menggerakkan sesuatu "dengan lebih cepat dan efektiv, daripada yang bisa dicapai kalau semua melakukan langkah sendiri-sendiri".