Fase Baru Peran Militer Afghanistan
21 Maret 2011Pada Kementerian Pertahanan Afghanistan eforia tidak terlalu terasa. Eshaq Peiman pejabat tinggi kementerian tersebut khawatir, bahwa peralatan militer Afghanistan saat ini tidak memadai untuk menghadapi tugas baru semacam itu
"Militer kami di bidang senjata ringan dipersenjatai sesuai dengan standar NATO. Tapi di bidang senjata berat atau kendaraan panser, situasinya berbeda. Misalnya kurang senjata artileri atau roket.
Militer Afghanistan saat ini berjumlah sekitar 155 ribu tentara. Dalam tiga tahun ke depan diharapkan bertambah 90 ribu tentara. Sampai akhir tahun 2014, Amerika Serikat akan mengucurkan lebih dari 10 milyar dollar untuk peralatan militer dan pendidikan aparat keamanan Afghanistan. Apakah itu cukup, Eshaq Peiman dari kementerian pertahanan Afghanistan belum dapat mengatakannya. Tapi situasi militer saat ini buruk. Seburuk situasi polisi Afghanistan, dijelaskan Menteri Dalam Negeri Bismillah Muhammadi
"Kami belum mampu mengurus diri sendiri. Kami tidak memiliki senjata yang diperlukan, juga pendidikan untuk itu kurang. Memang jumlah polisi meningkat, tapi secara kuantitas bukan kualitas."
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan sadar, dengan kekuatan sekitar 122 ribu polisi saat ini mereka tidak dapat menjamin keamanan di negara konflik seperti Afghanistan. Sejak digulingkannya Taliban tahun 2001 oleh Amerika Serikat dan mitranya, kelompok radikal itu semakin kuat. Tahun lalu adalah tahun dengan korban terbesar selama 10 tahun terakhir. Menurut catatan PBB dalam pertempuran dan serangan, lebih dari 2700 warga sipil Afghanistan tewas. Oleh sebab itu banyak warga Afghanistan menganggap, pengalihan tanggung jawab kepada militer Afghanistan terlalu dini. Pendapat ini juga diungkapkan Muhammad Arif Sharifi dari porvinsi Sare Pol di pusat Afghanistan
"Militer kami dalam 9 tahun terakhir tidak mampu mengembangkan kekuatan yang diperlukan untuk mempertahankan negara ini. Mereka saat ini tidak mampu menghadapi Taliban dan teroris lainnya sendirian. Hal ini terutama bagi polisi di kesatuan di Sare Pol."
Kata-kata bernada kritis terhadap Jerman dan Amerika Serikat yang sejak sekitar 10 tahun terakhir bertugas untuk pembentukan kembali kepolisian di Afghanistan. Sejak konferensi internasional untuk Afghanistan tahun 2001 di Bonn, Jerman mengambil peran pimpinan dalam pendidikan polisi Afghanistan. Dalam 9 tahun terakhir sudah lebih dari 30 ribu polisi Afghanistan yang dididik. Itu memang bantuan besar, tapi mereka masih harus menempuh jalan panjang agar dapat memainkan perannya secara efektif. Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Muhammadi. Namun ia juga memandang kritis rencana penarikan pasukan NATO sampai akhir tahun 2014. Meski demikian Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan semua negara yang sejak hampir satu dekade mendukung Afghanistan tetap bertahan pada rencana penarikan pasukan tsb.
Ratbil Shamel/Dyan Kostermans
Editor: Hendra Pasuhuk