Erdogan Menang Pemilu Turki
2 November 2015AKP meraih 316 dari 550 kursi di parlemen nasional di Ankara. Dalam pemilu parlemen yang digelar bulan Juli lalu AKP gagal raih mayoritas absolut. Dengan kemenangan ini, AKP kini dapat memerintah sendirian dan tak perlu mitra koalisi.
Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan : "Rakyat Turki menegaskan keinginan besar untuk persatuan dan stabilitas dengan mengembalikan mayoritas suara kepada partai AKP. Masyarakat internasional harus menghormati keinginan rakyat Turki yang ditunjukan dalam pemilu ini".
PM Ahmet Davutoglu mengucapkan terima kasih kepada para pemilih yang kembali memberikan kepercayaan kepada partai AKP. Sesaat setelah pengumuman kemenangan pemilu, Davutoglu menyerukan kepada seluruh anggota parlemen yang terpilih untuk mendukung reformasi konstitusi yang diajukan Erdogan. Davutoglu juga berjanji akan melindungi hak warga serta kebebasan beragama dan menyampaikan pendapat.
"Rakyat kami dengan jelas menunjukan dalam pemilu 1 November bagaimana mereka lebih memiliki aksi dan pembangunan ketimbang kontroversi”, tambah Erdogan seusai penegasan bahwa Partai AKP menang pemilu Minggu. Para pengmata politik menilai, sukses AKP didukung oleh strategi kampanye yang cerdik. Tindakan keras terhadap kelompok radikal PKK serta retorika nasional, bisa meraih pendukung. Juga AKP melihat rakyat Turki sudah bosan dengan berbagai krisis, dan menghendaki pertumbuhan ekonomi serta stabilitas.
Dalam pemilu yang digelar Minggu itu sekitar 85 persen dari 54 juta pemilih memberikan suaranya. Partai berhaluan tengah Partai Republik Rakyat (CHP) menjadi fraksi terkuat kedua dengan meraih 25 persen suara atau tidak berubah dibanding perolehan pada pemilu Juni silam. Sementara partai Turki berhaluan ultra kanan MHP serta partai pro Kurdi HDP menjadi pecundang dalam pemilu kali ini. Partai HDP menegaskan setelah penghitungan suara, partainya kehilangan sekitar satu juta suara dibanding pemilu Juni silam.
Menjelang pemilu situasi di Turki amat tegang, diwarnai dengan aksi razia ke media oposisi atau juga pembungkaman suara-suara kritis terhadap AKP dan Erdogan. Masa kampanye juga diwarnai serangan bom bunuh diri ke sebuah aksi demonstrasi damai yang menewaskan lebih 100 orang. Pemerintah di Ankara tuding ISIS sebagai pelaku serangan brutal itu.
as/vlz (Rtr, AFP, dpa, AP)