Enam Tentara Inggris Diperkirakan Tewas di Afghanistan
8 Maret 2012Sebuah serang bom di selatan Afghanistan diperkirakan telah menewaskan enam serdadu Inggris yang tergabung dalam pasukan internasional ISAF. Keterangan resmi menyebutkan, keenam tentara tersebut dilaporkan hilang. Tapi diduga kuat mereka tewas menjadi korban serangan tersebut. Demikian dinyatakan Kementrian Pertahanan Inggris di London, Rabu (07/03). Pihak NATO mengatakan, insiden ini terjadi pada hari Selasa (06/03).
Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut serangan ini sebagai “hari yang sangat menyedihkan bagi Inggris”. Ini merupakan kerugian jiwa terbesar yang diderita pasukan Inggris, setelah jatuhnya sebuah pesawat pada tahun 2006, yang menewaskan 14 tentara.
Provinsi Berbahaya
Serangan terhadap pasukan ISAF ini terjadi di provinsi Helmand. Keenam tentara, lima dari Batalyon 3 Yorkshire Resimen dan satu dari Batalyon The Duke of Lancaster, ini tengan berpatroli ketika kendaraan lapis baja yang dikendarai tentara Inggris telah melindas sebuah ranjau, dikatakan Letnan Kolonel Gordon Mackenzie, juru bicara pasukan Inggris di Helmand.
Helmand merupakan provinsi paling berbahaya bagi pasukan koalisi, sejak perang Afghanistan dimulai lebih dari satu dekade lalu. Kelompok Taliban terus berjuang keras untuk menguasai Hilmand, wilayah penyumbang setengah dari seluruh produksi poppy di Afghanistan. Bahan utama pembuat opium ini merupakan sumber pemasukan utama bagi kelompok militan di Afghanistan. Sebagain dari 9.500 tentara Inggris ditempatkan di Helmand. Amerika Serikat juga menempatkan ribuan tentaranya di provinsi ini.
Penarikan Pasukan Asing
Serangan terbaru di Helmand ini semakin memperkuat desakan untuk mempercepat penarikan pasukan asing dari Afghanistan. Menurut rencana seluruh pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat akan ditarik dari Afghanistan sampai akhir tahun 2014.
Saat ini sekitar 130.000 tentara dari 50 negara bertugas di Afghanistan, tergabung dalam koalisi militer internasional ISAF. Lebih dari 2.800 tentara intenasional tewas di Afghanistan sejak dilancarkannya Operasi Enduring Freedom, Oktober 2001.
Yuniman Farid/dap/ap
Editor: Hendra Pasuhuk