1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIndonesia

Ekspor CPO Dilarang, Harga Minyak Goreng Masih Mahal

9 Mei 2022

Sejumlah pedagang di pasar tradisional mengatakan harga minyak goreng masih mahal, berkisar Rp22.000 per kilogram, melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). Mereka mengaku tidak pernah mendapat subsidi dari pemerintah.

https://p.dw.com/p/4B0NS
Ratusan warga mengantre untuk membeli minyak goreng, Februari 2022
Foto: Eko Siswono Toyudho/AA/picture alliance

Larangan ekspor CPO cs sejak 28 April lalu belum terlalu berdampak ke penurunan harga minyak goreng curah. Beberapa pedagang di pasar tradisional tetap menjual minyak goreng curah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp14.0000/liter atau Rp15.500/kilogram.

"Masih sama kaya kemarin, per kilonya masih Rp22.000," Kata Iwan, pedagang sembako di Pasar Mampang Prapatan kepada detikcom, Senin (09/05). Iwan mengaku harus menjual minyak di atas HET karena tingginya harga yang dijual agen. Selain itu, pasokan minyak goreng curah sudah semakin menipis.

"Di sini belum ngerasain ada subsidi. Kita beli dari agen Rp18.000 per kilo," katanya. Pedagang di Pasar Mampang Prapatan mengaku tidak pernah mendapatkan subsidi minyak goreng curah yang diberikan pemerintah.

Mastur, pemilik toko sembako di Pasar Tebet Barat memberi penjelasan yang sama. Menurut Mastur, program subsidi minyak goreng curah belum pernah ia rasakan.

"Kalo di sini rata-rata Rp20.000 sampai Rp22.000. Tapi itu juga jarang yang jual," imbuhnya.

Mastur menambahkan jika kebijakan larangan ekspor CPO cs belum berhasil menurunkan harga minyak goreng curah. Menurutnya, banyak pedagang yang memilih menjual minyak goreng kemasan karena perbedaan harga yang tidak terlalu jauh.

"Kan bedanya nggak seberapa sama yang kemasan, terus kualitasnya juga bagusan minyak kemasan," katanya. Karena alasan tersebut banyak pedagang yang tidak menyetok minyak goreng curah sejak lama. (ha)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Dua Pekan Jokowi Larang Ekspor CPO, Harga Minyak Goreng di Pasar Masih Mahal