Entwicklung Handel UNCTAD
8 September 2008Ketidakpastian dan instabilitas merundung dunia perekonomian. Hal ini ditekankan Sekjen Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) Supachai Panitchpakdi saat menyampaikan laporan terbaru perdagangan dan pembangunan dunia. Supachai memperingatkan pula akan terjadinya resesi dan kemerosotan ekonomi.
Angka-angka dalam laporan menunjukkan demikian. Angka pertumbuhan ekonomi global di tahun 2008 hanya 2,9 persen. Ekonomi terkuat Eropa Jerman tumbuh 1,8 persen dan negara-negara berkembang tujuh persen.
Kuatir akan resiko yang bisa muncul, kepala ekonom UNCTAD Heiner Flassbeck tidak bersedia memberi prognosa kongkret untuk tahun 2009. Tapi jelas, awan gelap di horison semakin dekat.
Flassbeck mengatakan, "Kami memperkirakan kemerosotan ekonomi yang nyata di negara-negara industri. Itu bukan rahasia lagi. Dimana-mana ada tendensi resesi. Negara-negara berkembang masih lebih bagus. Pada beberapa ada pertumbuhan sangat kuat, antara enam sampai tujuh persen untuk tahun 2008. Tahun depan, sedikit melemah. Tapi kami harap, jadi ini lebih merupakan harapan daripada prognosa yang sesungguhnya, bahwa negara-negara berkembang besar, bisa keluar dari spiral resesi yang menghisap ke bawah."
Gambaran yang suram ini, menurut para penulis laporan, diakibatkan oleh krisis kredit perumahan rakyat di AS, tingginya harga minyak bumi, juga kemerosotan tajam di pasar uang. Walau begitu, Flassbeck tak mau menyimpulkan akan terjadi depresi ekonomi berat.
Ia mengatakan, "Ya, sudah pernah terjadi tahun 1929/30. Memang banyak orang menghubungkan dengan depresi global, karena perkembangan dramatis di AS, betul-betul dramatis, menyangkut kredit kepemilikan rumah. Harga rumah di AS sekarang jatuh, dan ini menyeret masuk ke dalam spiral, terus ke bawah. Karena orang-orang, yang utangnya tinggi, semakin hari situasinya semakin buruk. Karena itu, ada pertimbangan sangat serius di AS agar negara campur tangan lebih besar lagi. Jatuhnya harga rumah berakhir dengan menawarkan keringanan tambahan dalam hipotek."
Kritik tajam dilontarkan UNCTAD kepada para spekulan yang mendorong naiknya harga-harga di pasar bahan baku. Tapi tak ada nama yang disebutkan.
Laporan Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) juga memperingatkan penilaian terlampau tinggi terhadap bahaya inflasi. Ini isyarat bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk tidak menaikkan suku bunga. Dalam laporan disebutkan, langkah semacam itu akan terus mempercepat bahaya kemerosotan ekonomi global.