Dua Terduga Teroris Ditangkap, Polisi Sita Rompi Bunuh Diri
25 Desember 2015Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendral Polisi (Irjen Pol) Tito Karnavian menerangkan hari Jumat (25/12) kepada wartawan, kepolisian sudah menangkap 2 orang hari Rabu (23/12), yang diduga sedang menyiapkan serangan bom bunuh diri pada pergantian tahun.
Tito selanjutnya menjelaskan, polisi sudah lama mengetahui ancaman serangan teror menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2016. Tapi polisi sengaja tidak mengungkapkan kepada publik agar tidak terjadi kepanikan.
"Sebelumnya memang sudah dengar. Kita sudah tahu, tapi tidak kita sampaikan ke publik. Sengaja Mabes Polri, Polda Metro, Densus tidak mau umumkan kepada publik agar tidak terjadi kepanikan," kata Tito.
Polisi hari Rabu (23/12) menangkap seorang warga Indonesia, bernama Arif Hidayatullah alias Abu Mushab di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Terduga teroris itu menggunakan mobil tanpa plat nomor. Ketika ditangkap, di dalam mobilnya ditemukan buku-buku petunjuk pembuatan bom.
Satuan Anti teror Detasemen Khusus (Densus) 88 kemudian menggerebek rumahnya di kawasan Jawa Barat, dan menangkap seroang yang diduga minoritas Uighur dari Cina. Di rumah itu, polisi menyita rompi bunuh diri dan bahan-bahan untuk merakit bom.
"Sebelulnya masih ada beberapa orang, tidak banyak. Tapi yang jelas, tokoh utamanya sudah kita tangkap", kata Kapolda Metro Jaya Tito karnavian.
Penangkapan terakhir itu dilakukan setelah Polri berhasil menggulung beberapa sel kelompok teror dan menangkap 9 orang terduga teroris. Mereka adalah pendukung jaringan teror ISIS dan mendapat dana dari Suriah. Beberapa orang yang ditangkap termasuk jaringan sel teror Jamaah Islamiyah.
Untuk pengamanan Natal dan tahun baru, aparat keamanan Indonesia mengerahkan 150 ribu personil gabungan dari kepolisian, TNI dan instansi pemerintah. Di banyak tempat, pengamanan gereja-gereja juga dilakukan dengan bantuan kelompok-kelompok Islam seperti Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama, yang lebih dikenal sebagai Banser NU.
Kepada polisi Hidayatullah mengatakan, diamendapat instruksi untuk membantu warga Indonesia yang ingin bergabung dengan kelompok IS di Suriah (foto artikel), dari seorang pria bernama Bahrun Naim. Sejak munculnya ISIS di Irak dan Suriah, Kepolisian Indonesia meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan sel-sel pendukung ISIS di Indonesia.
hp/ap (afp, rtr)