1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

Jerman Kirim Ukraina Ribuan Drone Kamikaze Berteknologi AI

21 November 2024

Untuk pertama kalinya Jerman memasok drone tempur ke Ukraina. Peranti nirawak ini dikendalikan oleh kecerdasan buatan yang mampu menyintasi serangan elektronik demi mencapai sasaran.

https://p.dw.com/p/4nCAK
Serdadu Ukraina menerbangkan drone
Serdadu Ukraina menerbangkan drone intai di ZaporizhzhiaFoto: REUTERS

Perangkat lunak adalah apa yang membedakan drone baru buatan Jerman. Bersama dengan pabrikan asal Ukraina, perusahaan AI Jerman, Helsing, mengembangkan drone tempur yang didesain untuk dapat mengarahkan targetnya secara mandiri.

Setelah diprogram, drone kamikaze terbang secara independen menghantam sasaran yang telah ditetapkan

Pemerintah di Kyiv dikabarkan telah menerima 4.000 drone kamikaze berteknologi kecerdasan buatan yang dikembangkan di Jerman. Kedua pihak bersikeras merahasiakan rincian teknis dan lokasi pasti produksi untuk alasan keamanan. Hingga kini, belum ada satupun foto yang menampilkan drone tersebut.

"Merusak pertahanan elektronik"

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius hanya mengungkapkan beberapa informasi umum tentang drone tempur untuk Ukraina "Drone ini mampu menjangkau jarak 30-40 kilometer ke dalam wilayah Rusia, dan dapat menyerang pos komando, pusat logistik, dan hal lainnya."

Drone Makin Banyak Digunakan dalam Pertempuran

Drone tersebut memiliki kemampuan "untuk menghindari pertahanan elektronik musuh, atau tetap mencapai target di tengah gangguan sinyal elektronik,” tambah Pistorius.

Kebanyakan drone lain dikendalikan melalui radio, beberapa juga melalui GPS. Sebuah peranti bernama jammers dapat menghalau arah terbang drone sehingga melenceng atau terjatuh. Oleh karena itu, drone baru yang dapat menyintasi serangan elektronik memiliki keuntungan strategis yang besar.

Boris menambahkan bahwa dia telah melihat prototipe drone di Ukraina beberapa bulan lalu. Dia yakin bahwa drone ini adalah "aset yang sangat penting” bagi Ukraina. Sejauh ini, Jerman hanya mengirimkan drone pengintai ke Ukraina sebagai bagian daribantuan militernya. Namun, Kanselir Olaf Scholz tetap pada pendiriannya untuk tidak menyerahkan rudal jelajah jarak jauh, karena khawatir dapat digunakan untuk menyerang Rusia.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!  

Drone sebagai pengganti artileri

Drone telah digunakan di seluruh medan perang di Ukraina. Baik militer Rusia maupun Ukraina sudah menggunakan peranti terbang nirawak sejumlah ratusan ribu kali. Rusia berulang kali menyerang sasaran sipil dan infrastruktur di Ukraina dengan drone.

Angkatan bersenjata Ukraina juga menggunakan drone untuk menggantikan artileri dan amunisi yang hilang. Mereka puas dengan drone murah yang dikendalikan dari jarak jauh, yang mereka lengkapi dengan bahan peledak dan digunakan untuk melawan posisi Rusia.

Helsing adalah perusahaan yang berbasis di Munich yang berspesialisasi dalam pengembangan aplikasi AI untuk sektor pertahanan. Sejak didirikan pada tahun 2021, perusahaan ini telah mendapatkan sejumlah kontrak di industri pertahanan. Helsing antara lain sedang mengerjakan peperangan elektronik Eurofighter Jerman dan infrastruktur AI untuk "Future Combat Air System" (FCAS), pesawat tempur masa depan.

Artikel ini diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman