Demi LCS, Cina Adu Domba ASEAN
29 April 2016Setelah bulan-bulan penuh provokasi militer, Cina kini mulai menghidupkan mesin diplomasi untuk membetoni klaimnya atas Laut Cina Selatan. Langkah itu diambil menjelang keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag yang akan diumumkan dalam beberapa pekan.
Baru-baru ini negeri tirai bambu itu berhasil mengamankan dukungan Belarusia dan Pakistan. Kedua negara kini "menghormati" sikap Cina dalam konflik tersebut, tulis Kementerian Luar Negeri di Beijing.
Dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri Asia dan Timur Tengah, Presiden Xi Jinping mengatakan pihaknya "bersikeras memecahkan masalah Laut Cina Selatan secara damai lewat konsultasi dan negosiasi dengan pihak yang bersangkutan".
Beijing diyakini berupaya memecah ASEAN lewat diplomasi. Belum lama ini sebuah media-media Cina mengutip jurubicara Kementerian Luar Negeri, ihwal kesepakatan dengan Kamboja, Laos dan Brunei, bahwa konflik di Laut Cina Selatan tidak akan membebani hubungan Cina dan ASEAN.
Strategi Bilateral Cina
Selain itu keempat negara telah bersepakat akan mencari solusi lewat dialog langsung antara negara, bukan melalui ASEAN. Kesepakatan itu dibantah oleh Jurubicara Pemerintah Kamboja, Phay Siphan. Katanya Kamboja tetap bersikap netral.
Dengan strategi mencari damai lewat negosiasi bilateral, Cina dicurigai ingin menggunakan kekuatan politiknya untuk menekan masing-masing negara yang bertikai. Sebab itu pula pemerintah Amerika Serikat mengimbau ASEAN untuk memperkuat persatuan.
ASEAN sebagai sebuah organisasi "memiliki keunggulan dalam jumlah," untuk menghadapi isu sulit seperti Laut Cina Selatan, Kata Anthony Blinken, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.
Menurutnya ASEAN harus berpegang pada keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag terkait gugatan Filipina ihwal Kepulauan Spratly. Cina yang menolak mengakui pengadilan tersebut juga dilaporkan aktif melobi negara lain untuk mengikuti sikapnya.
rzn/hp (rtr,scmp, vietnamnews, time)