Bersama Rombongan Besar, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kunjungi Australia
9 Maret 2010Kunjungan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia kali ini disertai rombongan besar. Belasan menteri dan sejumlah gubernur menyertai lawatan Presiden Yudhoyono ke negeri kangguru tersebut.
Pemerintah Australia menganugerahkan penghargaan warga kehormatan kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum dilakukannya negosiasi menyangkut berbagai isu krusial seperti masalah pencari suaka dan pakta perdagangan bebas.
Penyelesaian masalah pencari suaka menjadi isu penting karena Indonesia selama ini menjadi batu loncatan para pencari suaka yang ingin mencari kehidupan baru di Australia, yang pada akhirnya banyak diantara mereka yang tertahan di Indonesia. Masalah pencari suaka ini juga telah merontokan popularitas Perdana Menteri Australia Kevin Rudd di negerinya menjelang pemilu.
Menurut pengamat hubungan internasional, Lina Alexandra, dalam kesempatan ini kedua pemerintah harus mencari penyelesaian, sebelum masalahnya semakin memburuk: „tidak bisa Indonesia dijadikan buangan dan Indonesia menerima saja. Diharapkan keberangkatan presiden ke sana betul-betul bisa membicarakan masalah ini, karena negara tujuannya Australia.“
Ia menambahkan, secara umum dapat dikatakan hubungan Indonesia dan Australia di bawah Kevin Rudd jauh lebih baik, ketimbang pada masa pemerintahan sebelumnya. Meski diwarnai dengan masalah terorisme, dimana banyak warga Australia menjadi korban, misalnya dalam ledakan bom Bali, Alexandra memandang justru itulah yang semakin menguatkan kerjasama antar pemerintah.
„Mulai dari kasus bom Bali, kedutaan Australia yang menjadi sasaran terorisme. Namun ketika terjadi serangan terorisme, kepolisian Australia sangat membantu dalam investigasi, bahkan sampai membantu mengungkap jaringan teror di Indonesia. Ini malah menjadi blessing in the sky, karena Indonesia merupakan area kepentingan dari Australia, apapun yang terjadi di Indonesia akan menjadi perhatian Australia.“
Namun sebaliknya di tatanan masyarakat, sebuah riset menggambarkan hubungan yang merosot antara Indonesia dengan Australia. Lembaga analisa Australia, Lowy Institute dalam laporannya menyampaikan hubungan antara Australia dan Indonesia semakin terkikis. Sekitar 54 persen dari 1000 responden warga Australia yang diwawancarai, mengaku tidak mempercayai Indonesia. Dalam kesimpulan laporan berjudul : Waktunya Membuat Perubahan, peneliti Fergus Hanson menyebutkan hubungan antara pemerintah semakin diperkuat, namun kebanyakan terfokus pada isu yang terkait keamanan yang cenderung negatif, sementara hubungan ekonomi belum sepenuhnya kuat, sementara persepsi masyarakat memprihatinkan.
Dalam kesempatan kunjungan ke Australia ini, pemerintah Indonesia juga ingin meminta Australia untuk mengekstradisi beberapa pelaku kejahatan di Indonesia yang melarikan diri ke Australia. Diantaranya terpidana korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Adrian Kiki Ariawan. Selain masalah ekstradisi dan pencari suaka, kerjasama di bidang ekonomi, pariwisata, kehutanan dan pendidikan yang sudah berkembang baik juga akan terus ditingkatkan.
Rabu ini Presiden akan melakukan acara bersejarah yaitu berpidato di depan anggota parlemen Australia. Setelah melakukan kunjungan kenegaraan di Australia, presiden Susilo akan melanjutkan perjalanannya ke Papua Nugini.
(AP/HP/afp/rtr)