Berlin Rayakan 20 Tahun Reunifikasi
2 Oktober 2010Sebuah peringatan dan sejumput kenangan mengalir dari tokoh persatuan Jerman, Joachim Gauck ketika berpidato di hadapan 400 tamu di gedung parlemen di Berlin. Sekelompok pegiat HAM, duta besar, warga kehormatan dan sejumlah politikus diingatkan kembali akan keberanian penduduk yang pada 1989 berhasil mengusir rasa takut dan turun ke jalan demi kebebasan dan hak demokratis.*
„Ini adalah kalimat terindah dalam sejarah politik Jerman, "kami adalah rakyat", kata-kata inilah yang menghidupkan semangat dan motivasi mereka untuk mengikuti naluri pribadi, bahwa mereka dilahirkan dalam kebebasan dan mampu merebut kebebasan tersebut," katanya.
Komunikasi Terbuka
Gauck yang kemudian menjadi tulang punggung dalam menyibak sejarah kelam kediktaturan Partai Komunis di Jerman Timur itu merujuk pada demonstrasi di malam 9 November, malam di mana tembok Berlin dinyatakan runtuh. Menurutnya, pengalaman tersebut dapat menjadi modal berharga untuk mengarungi era yang rumit saat ini.
Ia menyerukan kepada warga Jerman agar berdiskusi lebih terbuka, misalnya dalam membahas masalah sosial seperti integrasi kaum migran. Negara harus berani menuntut kaum migran untuk berintegrasi dan juga harus siap memberikan pertolongan agar mereka dapat menghidupi diri sendiri. „Kita hanya akan memperlemah kaum lemah, jika kita tidak menununtut sesuatu apapun dari mereka," tandasnya.
Persatuan Jerman, Persatuan Berlin
Sementara itu Walikota Berlin, Klaus Wowereit dalam pidatonya mengucapkan terimakasih kepada Pegiat HAM di Jerman Timur yang aktif memelihara ingatan akan revolusi damai 20 tahun yang lalu, „tanpa menggunakan kekerasan, mereka mengkampanyekan Demokrasi dan Hak Azasi Manusia. Mereka tidak memiliki jabatan atau wewenang. Tapi mereka berhasil menulis sejarah. Karena mereka memperjuangkan kebebasan dan Demokrasi dan sebab itu membuka jalan bagi persatuan Jerman."
Wowereit juga menilai positf perkembangan Berlin Timur dan Barat dalam 20 tahun terakhir. Menurutnya penduduk kota telah saling bahu membahu mencapai sesuatu yang luar biasa, meskipun mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Perayaan hari reunifikasi Jerman juga dirayakan di kota-kota lain, seperti Bremen. Namun acara di kota tersebut sempat diwarnai aksi demonstrasi oleh sekitar 2000 massa. Para demonstran yang kebanyakan berasal dari kubu kiri itu menentang segala bentuk perayaan, sembari mengangkat spanduk bertuliskan "3 Oktober bukan saatnya untuk berpesta."
Susanne Gugel/Rizki Nugraha
Editor: Luky Setyarini