Beijing Tegaskan Taipei Akan Kembali Bersatu dengan Cina
20 Desember 2021Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada hari Minggu (19/12) mengatakan bahwa Taiwan adalah "pengembara" yang pada akhirnya akan pulang dan bukanlah bidak catur yang untuk dimainkan. Pernyataan Wang menegaskan kembali tekad Beijing untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.
Cina mengklaim bahwa Taiwan secara demokratis masuk ke kekuasaan mereka. Meningkatnya aktivitas militer dan tekanan diplomatik Cina atas Taiwan dalam dua tahun terakhir telah memantik kemarahan Taipei dan keprihatinan Washington.
Dilansir kantor berita Reuters, Wang berkata penyebab ketegangan saat ini adalah langkah pemerintah Taiwan untuk "mengandalkan" Amerika Serikat (AS) untuk "kemerdekaan" mereka, sementara AS dan negara-negara lain berusaha "menggunakan Taiwan untuk mengendalikan Cina."
"Ini adalah tindakan-tindakan sesat yang telah mengubah status quo dan merusak perdamaian di Selat Taiwan, melanggar konsensus komunitas internasional, dan norma dasar hubungan internasional," kata Wang.
Untuk menanggapi situasi ini, Cina pun telah mengambil langkah penanggulangan tegas untuk "mengejutkan keangkuhan" dari mereka yang mencari kemerdekaan Taiwan yang resmi, lanjut Wang. "Cina harus dan akan bersatu kembali."
Tidak takut kepada AS
Cina telah sangat marah akan dukungan yang diberikan AS untuk Taiwan dari Amerika Serikat. AS merupakan pendukung penting Taiwan dan pemasok senjatan bagi pulau tersebut meskipun keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
Pemerintah Taiwan telah berulang kali mengecam tekanan Cina, mengatakan bahwa rakyat Taiwan memiliki hak untuk memutuskan masa depan mereka, dan bahwa mereka tidak akan menyerah pada ancaman.
Lebih lanjut Menlu Wang Yi menegaskan bahwa Cina tidak akan takut akan konfrontasi dengan AS. Namun, pihaknya akan menyambut baik kerja sama yang saling menguntungkan di mana persaingan harus terjadi secara positif.
Masalah dalam hubungan AS-Cina karena adanya "kesalahan penilaian strategis" oleh pihak AS, menurut Wang.
rap/ha (Reuters)