Bantuan Kemanusiaan di Libya
20 April 2011Sebuah kapal feri telah mengevakuasi hampir seribu orang dari kota Misrata yang selama ini dikepung pasukan Gaddafi. Evakuasi ini adalah bagian dari kesepakatan antara PBB dengan pemimpin Libya Muammar Gaddafi. Seorang pengungsi mengatakan, situasi kota semakin memburuk. "Situasi di Misrata sangat buruk Tidak ada apa-apa," kata Ala al Atrash seraya menambahkan, "Tidak ada air, tidak ada listrik. Gaddafi membunuh kami dengan segala cara."
Bantuan Makanan
Misi PBB untuk Program Pangan Dunia hari Selasa ini mengatakan telah mengirimkan bantuan makanan ke wilayah bagian barat Libya. Sebuah konvoi yang terdiri dari delapan truk yang sarat berisi tepung terigu dan biskuit energi telah menyeberang ke Libya barat dari titik perbatasan Tunisia-Libya. Bantuan makanan itu cukup untuk memberi makan 50 ribu orang selama satu bulan.
Sementara itu, Organisasi Migrasi Internasional IOM mengatakan, ribuan orang masih menunggu dievakuasi keluar dari Misrata. Kepala Misi Kemanusiaan PBB Valerie Amos mengatakan, kesengsaraan di kota itu ada di tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Penduduk kekurangan bahan makanan pokok dan obat-obatan.
Seorang dokter bernama Anis Toer mengatakan, banyak korban luka-luka yang tidak bisa diselamatkan. Padahal, sebagian besar dari mereka adalah penduduk sipil, bukan tentara pemberontak. "Sebagian besar yang luka-luka bukan pasukan yang ada di garis depan. Sebagian besar adalah penduduk kota. Orang yang tidak bersalah dibom, bahkan ketika berada di dalam rumah mereka“
Tidak Hentikan Serangan
Meski telah membuka pintu bagi bantuan kemanusiaan, namun pasukan Gaddafi tidak berkomitmen untuk menghentikan serangan. Diperkirakan, ratusan orang tewas di Misrata selama enam pekan terakhir, akibat dibombardir pasukan Gaddafi.
Pasukan oposisi pemberontak dilaporkan makin terdesak. Mereka harus berhadapan dengan pasukan Gaddafi yang terlatih. Selain itu, Gaddafi juga punya banyak sumber dana dari hasil penjualan minyak. Sementara pasukan oposisi kekurangan dana karena fasilitas produksi minyak mereka, dihancurkan pasukan Gaddafi. Wahid Bughaighis, dari kelompok pemberontak mengatakan, mereka kini membutuhkan bantuan dana untuk memperbaiki kilang-kilang yang rusak.
"Tentu saja penting untuk kembali ke situasi normal. Kami perlu dana untuk semua upaya yang dilakukan untuk menggulingkan Gaddafi. Kami membutuhkan dana bantuan dari sesama negara Arab, atau akhirnya dari negara-negara Barat jika memungkinan,“ demikian Bughaighis.
Perlawanan Pemberontak
Selama beberapa pekan terakhir, para pemberontak menghidupi perlawanan mereka dengan menjual minyak mentah dari kawasan yang mereka kuasai. Menurut perhitungan, kelompok oposisi kini menguasai sepertiga dari total produksi minyak Libya. Namun dengan hancurnya kilang, sulit bagi mereka untuk mengekspor minyak. Akibatnya, mereka kekurangan uang untuk membeli makanan, senjata, amunisi dan obat-obatan.
Komandan operasi NATO di Libya Letnan Jenderal Charles Bouchard menuding pasukan Gaddafi melancarkan taktik licik dan tak bermoral. Dia menyebut pasukan Gaddafi menanggalkan seragam dan bersembunyi di atap-atap mesjid, rumah sakit dan sekolah. Peralatan tempur berat mereka letakkan di dekat mesjid dan sekolah, lalu mereka melindungi diri dengan anak-anak dan perempuan. Taktik inilah yang membuat NATO kesulitan untuk menghentikan pasukan Gaddafi.
Andy Budiman
Editor: Marjory Linardy