Alamat Pertama di Jerman bagi Pemohon Suaka
3 April 2013Jalan Berkat Keberuntungan demikian terjemahan nama jalan "Glückauf-Segen-Straße“ di Dortmund, tempat tujuan pertama pengungsi yang meminta "Asyl" atau suaka. Selain Dortmund, tempat tujuan pertama pengungsi di negara bagian Nordrhein-Westfalen adalah Bielefeld. Dari Afrika kebanyakan pemohon suaka pria antara 20-30 tahun dan ingin mencari uang guna menghidupi anggota keluarga di negara asalnya. Demikian pengamatan Murat Sivri, ketua tempat pelaporan pertama pengungsi di Dortmund. "Dari Timur Tengah seringnya yang melapor adalah keluarga atau perempuan yang pergi sendiri."
Juga Shownm Mardani (37) melarikan diri sendirian. Rambut panjangnya dibiarkan terurai. "Di Iran saya beberapa kali ditangkap karena rambut saya tampak keluar dari kerudung." Ia tahu tidak akan mendapat visa untuk pergi secara legal. Jadi perempuan Kurdi itu meninggalkan anak perempuannya yang berusia 12 tahun, memberikan uang tabungannya kepada pembantu pelarian dan menyerahkan nasibnya kepada pedagang manusia. Lewat Turki ia sampai ke Jerman, sekitar satu pekan lalu. Hari-hari pertama dilewatkannya di tempat temannya di Köln, yang memberinya pakaian dan perhiasan imitasi. "Sebagai perempuan Kurdi yang juga bercerai, hidup di bawah kekuasaan diktatur tidak mudah." Katanya lebih lanjut, "jika warga Iran tahu bagaimana bedanya hidup di dunia, mereka semua akan kabur."
Semua Bahasa Tercakup
Ia bicara dalam Bahasa Kurdi dan diterjemahkan oleh Waked Kabir. Ia seorang pendamping sosial di tempat pelaporan pertama pengungsi yang dipekerjakan oleh European Homecare, yang atas tugas negara mengelola tempat penampungan. Mula-mula pemohon suaka diberi informasi tentang semua proses birokrasi yang penting. "Kami mendampingi pemohon suaka, jika perlu dalam semua prosedur. Biaya yang dikeluarkan di sini, luar biasa besar," kata ketuanya Murat Sivri. Kebanyakan petugas di situ punya latar belakang migran. Mereka peka akan masalah dan latar belakang pemohon suaka dan menguasai beberapa bahasa.
Shownm Mardani langsung mendapat kamar, setelah tiba di bagian penerimaan. Ia akan tinggal dua sampai tiga hari, mendapat pakaian, perlengkapan kesehatan dan uang saku 3,56 Euro per hari. Di dalam kota Dortmund ia bebas bergerak. Pukul 8 pagi, saat pusat badan urusan orang asing (ZAB) di kompleks bangunan itu buka, penunggu sudah mengantri, dari Suriah, Afghanistan, Irak, Mesir, Mali atau Rusia. Semua harus menyerahkan paspornya, mendaftarkan nama, tanggal lahir, difoto dan cap jari. Data ini disimpan dalam daftar pusat orang asing. Badan Kriminal Jerman mengkaji data itu dan meneruskannya kepada negara Uni Eropa lainnya. Dengan cara itu badan berwenang mengkaji apakah pendaftar sudah pernah mengajukan permohonan suaka di negara Uni Eropa lainnya.
Kemudian Shownm Mardani dan pemohon suaka lainnya dengan bus dibawa ke Jawatan Migrasi dan Pengungsi Jerman BAMF di pusat kota Dortmund. Mereka harus hadir langsung guna mendapat kartu ijin tinggal sebagai pengganti paspor dan mengajukan permohonan suaka secara lisan.
Mereka harus punya alasan yang tepat, agar proses panjang pemberian suaka dapat dilakukan. "Masing-masing pengambil keputusan tahu benar tentang situasi geografis dan politis negara asal pemohon suaka," kata Murat Sivri. Sepertiga permohonan suaka ditolak BAMF. Pengungsi yang ditolak permohonan suakanya dapat sekali lagi mengajukan permohonan, menggugat ke pengadilan atau meninggalkan Jerman. Jika tidak, mereka terancam diusir oleh pihak berwenang.