1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aksi pemerintahan sementara Bangladesh

Edith Koesoemawiria19 Juli 2007

Sheikh Hasina, pemimpin partai Liga Awami ditahan atas tuduhan korupsi sejak hari Minggu lalu. Partainya berjanji akan membebaskan mantan Perdana Menteri itu. Sementara pemerintah sementara meningkatkan keamanan di Bangladesh.

https://p.dw.com/p/CP4k
Pemberantasan korupsi bukan satu-satunya program pemerintah sementara Bangladesh
Pemberantasan korupsi bukan satu-satunya program pemerintah sementara BangladeshFoto: picture-alliance/dpa

Meski keamanan diperketat, pekan lalu beberapa demonstran sempat melancarkan aksi protes di Universitas Dhaka. Mereka juga meledakan beberapa bom buatan sendiri. Selain itu, organisasi Bangladesh Chhatra League, yaitu sayap mahasiswa partai Liga Awami menyerukan aksi protes di seluruh negara. Apakah aksi protes ini terbatas pada pengikut Liga Awami? Ataukah pemerintahan ini tidak mendapat dukungan rakyat? Apa pasalnya?

Pemimpin Liga Awami, Sheikh Hasina ditangkap hari Minggu lalu atas tuduhan pemerasan pengusaha pada masa jabatannya. Tuduhan itu menyebutkan, Sheik Hasina meminta bayaran Euro 320,000 sebagai imbalan tender pembangunan pembangkit tenaga listrik.

Menurut Sheik Hasina, tuduhan itu merupakan jegalan politik, agar ia dan partainya tidak bisa ikut pemilihan umum tahun depan. Memang, tuduhan-tuduhan korupsi itu bukan hal yang baru dan sudah dilontarkan oleh pemerintah sementara Bangladesh sejak tahun lalu. April lalu, Sheikh Hasina masih mengatakan,

“Saya begitu terkejut mendengar ada tuduhan-tuduhan terhadap saya. Seharusnya saya berada di Bangladesh agar bisa menghadapinya, karena saya ingin membuktikan bahwa saya tidak bersalah.”

Kini Sheik Hasina berada Bangladesh, namun di penjara. Pada dengar pendapat hari Senin, permohonan pengacaranya agar sebelum diadili Sheik Hasina dibebaskan dengan jaminan, ditolak pengadilan.

Liga Awami tidak patah semangat. Setelah penolakan itu, Pejabat Ketua Liga Awami, Zillur Rahman mengatakan kepada media bahwa hal ini tidak membuat partainya frustrasi. Dalam sejarahnya, Liga Awami telah mengalami banyak tantangan serupa dan berhasil mengatasinya. Rahman mengatakan bahwa partainya akan mengajukan gugatan balik.

Tahun 2005, organisasi anti korupsi Transparency Internasional pernah menyatakan Bangladesh sebagai negara yang paling korup. Kini, Sheikh Hasina bukan satu-satunya tokoh yang ditahan atas tuduhan korupsi. Sudah lebih seratus tokoh dan ribuan orang lainnya ditahan atas dugaan yang serupa. Suatu hal yang juga menjadi perhatian organisasi-organisasi internasional, pemerhati Hak Azasi Manusia. Namun hingga kini upaya menyapu bersih korupsi umumnya didukung oleh rakyat Bangladesh yang mendambakan pemerintahan yang bersih dan demokratis.

Untuk mencapai impian itu, pemerintahan sementara Bangladesh tidak saja melancarkan pemberantasan korupsi. Pemerintah yang didukung militer ini juga mengambil posisi keras terhadap teroris. Rabu kemarin, pasukan keamanan Bangladesh menangkap empat orang milisi Pakistan dan menyita granat dan bahan peledak.

Keempat orang ini diduga anggota kelompok Jamaat-ul-Mujahideen yang terlarang. Kelompok ini merupakan salah satu yang berusaha memperkenalkan hukum Sharia di Bangladesh. Belakangan, sejumlah kelompok Islam berusaha bangun kembali, setelah Maret lalu enam pemimpin mereka dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Bangladesh. Disebutkan, mereka terbukti melancarkan rangkaian aksi pemboman di tahun 2005.

Sejak Januari lalu di Bangladesh diberlakukan situasi darurat. Bersamaan dengan itu semua kegiatan politik dilarang. Kini keamanan di seluruh Bangladesh juga ditingkatkan. Disebutkan, untuk mengatasi demonstrasi yang bakal dilancarkan para pendukung Sheikh Hasina. Dukungan untuk bekas Perdana Menteri Bangladesh ini juga tidak lemah, mungkin karena ia juga putri dari bapak negara Bangladesh almarhum Sheikh Mujibur Rahman.