200910 Mazyek Porträt
21 September 2010Ketua baru Dewan Pusat Muslim Jerman Aiman Mazyek bukan nama baru di lingkungan media Jerman. Beberapa hari lalu dalam sebuah wawancara suratkabar ia meminta agar Kanselir Jerman Angela Merkel mendukung warga muslim di Jerman, sehubungan makin meningkatnya sikap memusuhi orang asing di kalangan masyarakat. Hal itu dipicu asumsi kontroversial dari Thilo Sarazzin. Mantan anggota dewan pimpinan Bank Sentral Jerman itu dalam bukunya antara lain memperingatkan Jerman yang semakin asing di negaranya akibat imgran asing warga muslim.
Mazyek bekerja sebagai konsultan media dan memiliki biro media. Ia juga bekerja sukarela sebagai wakil ketua organisasi bantuan Helm Hijau, pimpinan redaktur situs internet www.islam.de dan sebagai anggota partai liberal demokrat FDP ia juga aktif di tingkat komunal.
Apakah itu membuatnya sebagai contoh integrasi, Mazyek mengatakan, semoga itu penilaian orang lain. Dan menambahkan, "Saya pikir, sikap percaya diri yang sehat adalah penting. Meskipun diskusi mengenai Islam dan integrasi di negara ini yang cukup membuat depresi dan tidak menjanjikan, orang tidak boleh merasa dirinya kecil. Melainkan dengan jelas mengatakan: Saya bagian dari negara ini."
Ayman Mazyek, memiliki ayah yang berasal dari Suriah dan ibu orang Jerman, sejak awal ia memiliki dua kewarganegaraan. Tahun 1969 ia lahir di Aachen dan menempuh masa sekolah di Jerman. Di Kairo ia menempuh studi sastra dan budaya Arab. Lalu menyelesaikan studi Magister Artium jurusan filsafat, ekonomi dan politik di Aachen.
Mazyek yang berusia 41 tahun itu mengharapkan budaya pengakuan dari Jerman, "Pengakuan prestasi yang dicapai warga migran, warga muslim di negara ini. Untuk itu banyak contohnya. Mulai dari tim nasional sepak bola Jerman, dan bidang lainnya yang menunjukkan bahwa lebih beragamnya budaya dan agama berarti memperkaya dan bukan sebaliknya."
Salah satu tema dalam masa jabatannya sebagai ketua Dewan Pusat Muslim adalah kerjasama lebih baik keempat organisasi pusat untuk perhimpunan muslim. Sebelumnya banyak terjadi hambatan yang disebabkan sangat berbedanya budaya politik dalam perhimpunan-perhimpunan itu. "Tapi juga dimana kami terlalu menganggap mudah pemenuhan tugas yang terkait dengan itu. Juga tantangan struktural. Keempat perhimpunan itu sebagian sangat berbeda struktur dan organisasinya. Itu menyebabkan keberhasilan tidak dapat cepat dicapai."
Tapi menurut pakar media Mazyek, ada juga keberhasilan yang kurang diumumkan secara luas, "Saya juga berkewajiban aktif dalam persatuan warga muslim. Saya melihat di masa depan kami harus lebih bekerja sama dimana ada persamaan. Baru sejak dua tahun terakhir warga muslim merayakan hari rayanya bersama-sama. Bila menyangkut waktu perayaan, sebelumnya bukan sesuatu yang sudah sewajarnya. Hal semacam itu harus dibudayakan dan dijadikan aspek dalam komunitas muslim.”
Tema utama lainnya adalah pengembangan aktivitas teologis dan ilmiah Dewan Pusat Muslim, antara lain pendidikan imam di Jerman, tema pelajaran agama di sekolah-sekolah. Pertukaran di tingkat perguruan tinggi, hubungan antara perhimpunan agama, universitas dan negara. Itulah hal-hal yang diperlukan kompetensi teologis. Dulu hal–hal itu dipandang seperti ibu tiri, dan kini menjadi hal yang harus dibina. Demikian ketua Dewan Pusat Muslim Jerman Mazyek.
Klaudia Prevezanos/Dyan Kostermans
Editor: Setyarini