1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ahok Jadi Kandidat Pimpinan Ibu Kota Baru

3 Maret 2020

Selain Ahok, nama Menristek Bambang Brodjonegoro dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas disebut Jokowi masuk sebagai kandidat Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.

https://p.dw.com/p/3YmPf
Basuki Tjahaja Purnama | Indonesia
Basuki Tjahaja PurnamaFoto: Kuncoro Widyo Rumpoko/Pacific Press/picture alliance

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengantongi daftar nama kandidat calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. Jokowi menyebutkan beberapa nama, salah satunya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Jokowi mengungkapkan 4 nama yang masuk dalam daftar kandidat. Selain Ahok ada juga nama Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro hingga Bupati Banyuwangi Azwar Anas.

"Kandidatnya ada ya, yang namanya kandidat memang banyak. Pertama Pak Bambang Brodjo, kedua Pak Ahok, ketiga Pak Tumiyono, keempat Pak Azwar Anas," tuturnya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (02/03).

Untuk menunjuk Kepala Badan Otorita IKN ini Jokowi akan menandatangani perpres. Lalu kapan Jokowi akan menentukan pilihannya?

Menurut Jokowi perpres itu tidak akan lama dan diperkirakan keluar pada minggu ini.

Untuk mengangkat Kepala Badan Otorita IKN dibutuhkan Perpres. Jokowi mengaku akan menandatangani Perpres tersebut minggu ini.

"Jadi untuk namanya otorita ibu kota negara ini memang kita akan segera tanda tangani Perpres. Di mana nanti di situ ada CEO-nya. CEO-nya sampai sekarang belum diputuskan dan akan diputuskan dalam waktu minggu ini, tidak lama mungkin," ujarnya.

Kepala Otorita IKN ngurus investasi di Ibu Kota Baru?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan banyak negara yang mulai menunjukkan ketertarikannya untuk ikut berinvestasi pada pembangunan Ibu Kita Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim). Jika mereka tertarik lalu bagaimana cara berinvestasinya?

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, dalam masterplan pembangunan IKN akan dibuat cluster. Area pembangunannya akan dipisahkan antara yang akan dibangun pemerintah maupun investor.

"Jadi kita akan buat dalam bentuk cluster ditawarkan ke investor. Pasti mereka memperhitungkan dari sisi kemapanan investasi itu. Apakah investasi itu menarik, memenuhi IRR (Internal Rate of Return) yang diharapkan. Silahkan kami terbuka kami kompetisikan apa saja yang mereka inginkan," tuturnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/02).

Investasi pembangunan IKN secara keseluruhan ditaksir membutuhkan dana sekitar Rp 466 triliun. Angka itu dibagi Rp 89,472 triliun dari APBN, Rp 254,436 triliun melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan sisanya Rp 122,092 triliun investasi langsung dari swasta maupun BUMN.

"Angka ini kan bisa berubah. Siapa tahu ada bagian KPBU akan diambil swasta murni ya silahkan," tambahnya.

Jokowi, kata Suharso, ingin berbagai negara turut serta berinvestasi di IKN berdasarkan spesialisasinya. Nah itu akan disediakan dalam bentuk cluster.

"Kalau bisa diwakili oleh bangsa-bangsa di dunia. Ada foot print-nya. Misalnya negara A bisa menunjukkan kehebatannya di transportasi publik. Mungkin ada juga yang menyediakan air bersih. Lalu listrik hemat dan ramah lingkungan," tambahnya.

Untuk investasinya sendiri nanti akan ditangani langsung oleh Kepala Otorita IKN yang tarafnya selevel menteri. Suharso menekankan investasi di IKN nanti tidak perlu melalui BPKM.

"Iya betul, kita ingin ke depan ini sebuah pemerintahan khusus yang dilakukan oleh sebuah otorita. Tidak perlu (melalui BKPM) dia diberikan kewenangan seluas-luasnya," tuturnya.

Dengan begitu, pembentukan Badan Otorita dilakukan sebelum pembangunan dimulai. Sementara saat ini pemerintah baru merampungkan draf RUU Ibu Kota Negara. Draf itu akan diserahkan ke DPR bulan depan setelah masa reses.

Suharso memastikan pembentukan Badan Otoritas IKN tidak perlu menunggu RUU itu disahkan. Pembentukannya akan melalui Perpres.

"Otorita sabarlah. Itu nggak harus nunggu RUU, nanti ada Perpresnya sendiri," tutupnya. (Ed: gtp/rap)

 

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Ahok Masuk Bursa Pimpinan Ibu Kota Baru

Investasi di Ibu Kota Baru Tak Perlu Lewat BKPM