1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndonesia

7 Pejabat Polisi Dicopot, Kapolri 'Tak Ragu Potong Kepala’

2 November 2021

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuktikan perkataannya yang akan 'memotong kepala' jika tak becus dalam membina 'ekornya'. Jenderal Sigit tegas melakukan hal itu dengan mencopot 7 pejabat polri.

https://p.dw.com/p/42SfH
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit PrabowoFoto: Zul Kifli/AA/picture alliance

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot satu kombes dan enam AKBP. Pencopotan ini tertuang dalam telegram yang ditandatangani oleh AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.

Pencopotan satu Kombes tersebut terdapat dalam surat telegram nomor ST/2279/X/KEP./2021 per tanggal 31 Oktober 2021. Sedangkan, enam AKBP dicopot dalam telegram nomor ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021. Kedua telegram itu ditandatangani oleh AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan pencopotan itu bukti komitmen Kapolri terhadap pernyataannya. Komitmen ini guna melakukan perubahan menuju Polri lebih baik.

"Ya ini tentunya sebagaimana komitmen dan pernyataan pak Kapolri, soal 'ikan busuk mulai dari kepala', kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga serta semangat dari konsep Presisi. Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi," kata Argo, dalam keterangan tertulis, Senin (01/11).

Argo menyebutkan dengan adanya keputusan tersebut, seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat dan anggota dengan baik. Serta bisa memberikan efek jera bagi siapa pun anggota yang melanggar.

"Jadilah pemimpin yang teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi, dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri ke depannya akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat," ujar Argo.

Tujuh pejabat kepolisian yang dicopot di beberapa wilayah jajarannya, yaitu:

1. Kombes Pol Franciscus X. Tarigan, Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

2. AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

3. AKBP Dedi Nur Andriansyah, Kapolres Pasaman Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

4. AKBP Agus Sugiyarso, Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

5. AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nganjuk Polda Jatim ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

6. AKBP Saiful Anwar, Kapolres Nunukan Polda Kaltara ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

7. AKBP Irwan Sunuddin, Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

Awalnya, Sigit mengutip peribahasa "ikan busuk dari kepalanya". Artinya, suatu organisasi atau negara gagal disebabkan oleh masalah kepemimpinan sebagai sumber masalahnya.

Sigit berbicara dalam forum agenda penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri angkatan ke-66 di Lembang, Jawa Barat, Rabu (27/10).

"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah, bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan."

Arahan Sigit ini merupakan respons atas kabar-kabar berita mengenai penyimpangan yang dilakukan personel polisi menyedot perhatian publik. Citra Polri di mata masyarakat menjadi turun. Untuk memperbaiki Polri, maka pimpinan perlu berbenah. Sigit punya konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan). (pkp/ha) 

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Pencopotan 7 Pejabat Polisi Bukti Kapolri 'Tak Ragu Potong Kepala’